Kamis, Desember 18, 2008

Romantisme Bertauhid

Allah, Yang Maha Perkasa, selalu mendatangi kita. Disambut tidak disambut, dilayani tidak dilayani, dengan Kasih Sayang-Nya, DIA selalu hadir di kehidupan kita. Lantaran tidak mengenal-Nya, kita lalu menjadi manusia-manusia yang kehilangan momen berharga bertemu dengan Pemilik Dunia ini. Subhaanallaah...

Alangkah manisnya bila kemudian ketika kita keluar dari satu tempat, sopir mobil sudah standby dengan mobil yang AC nya sudah dingin menyebar ke seluruh kabin mobil. Lebih lega lagi kita kalau kemudian mobil itu bersih luar dalem dan wangi. Tambah bangga kita, kalau kemudian ia turun dari mobilnya, lalu dengan sopannya membukakan pintu mobil untuk kita.

Kita seperti raja, he.. he.. he.. Tapi ya, sehari-hari kita tidak demikian. Ini kan cerita “alangkah manisnya”. Bukan yang sebenarnya. Tapi logika ini mau dipakai untuk menunjukkan kesiapan kita dan kesopanan kita terhadap Allah. Ternyata, jauh sekali dari yang semestinya.

Mestinya, jangan Allah yang menunggu kita. Tapi kita yang menyambut kedatangan Allah. Kita sudah siap siaga sebelum datangnya waktu shalat. Kita sudah siap siaga sebelum muadzdzin mengumandangkan azannya.

Syukur-syukur kita mau menyambut Allah dengan pakaian yang lebih bagus ketimbang kita menemui manusia. Kalaupun tidak, siapkan wewangian khusus untuk menyambut Allah yang kita pakai hanya ketika menghadap-Nya. Kita kemudian tegakkan shalat-shalat sunnah. Kita datang sebelum waktu azan… Duh, indahnya............