Jumat, Desember 19, 2008

Perbedaan Wanita dengan Pria dalam Hal Kepemimpinan

1. Beberapa peneliti mengatakan, bahwa karakter kepemimpinan wanita adalah lebih memperhatikan manusia daripada memperhatikan prestasi dan kinerja. Sebab, wanita berkarakter emosional (lebih mengedepankan perasaan) dan cenderung menunjukan karakter ini dalam bentuk lebih koperatif dengan orang-orang disekitarnya daripada kaum lekaki, dan cenderung memperlakukan pekerjaan secara lebi serius. Para peneliti itu mengatakan, bahwa karakteristik yang dimiliki kaum wanita ini sangat menguntungkan mereka. Alasannya, mayoritas perusahaan dan institusi kini mulai mengadopsi manajemen bergaya kelompok kerja \, dan mengikutsertakan para bawahan dalam mengambil keputusan, sehingga perusahaan tersebut akan lebih efektif jika dipimpin oleh wanita. Analisa mereka ini selaras dengan anggapan umum bahwa wanita lebih emosional (berperasaan) dan lebih memperhatikan relasi daripada laki-laki.
2. Riset-riset terbaru justru menunjukan kesalahan anggapan di atas. Setelah mengobservasi kondisi-kondisi praktis, terbukti bahwa tingkat perhatian kaum wanita terhadap pekerjaan atau manusia tidaklah berbeda dengan perhatian kaum lelaki, karena kondisi praktis meniscccayakan kedua hal tersebut.
3. Beberapa riset menunjukan ada jenis kepemimpinan yang lebih cocok bagi kaum wanita, yaitu jenis kepemimpinan partisipatoris, dimana pemimpin memberikan kesempatan yang lebih besar kepada para pengikutnya untuk mengemukakan gagasan dan ikut serta dalam membuat keputusan. Boleh jadi ini dikarenakan wanita tidak mengidap penyakit ingin selalu tampil seperti halnya lelaki. Selain itu, wanita memiliki keterampilan bersosialisasi yang lebih baik daripada lelaki, sehingga dia dapat menjalankan jenis kepemimpinan ini secara lebih baik. Boleh jadi jenis kepemimpina inilebih cocok bagi wanita, karena adanya kesan dan anggapan pengikut tidak dapat menerima adanya wanita yang ambisius, otoriter, dan otonom dalam membuat keputusan. Jadi, karena pemimpin secara umum harus memperhatikan kesan dan anggapan para pengikutnya, maka sebaiknya wanita menjalankan jenis kepemimpinan ini, meskipun sesungguhnya dia memiliki gagasan dan keputusan sendiri. Dengan kata lain, sebaiknya dia mengemukakan gagasan itu lewat mulut para pengikutnya, dan bukannya menginstruksikan hal itu kepada mereka.
4. Beberapa riset menunnjukan bahwa pandangan publik terhadap kepemimpinan wanita lebih negatif daripada kepemimpinan laki-laki, meskipun wanita itu lebih sukses. Selain itu, standar kesuksesan kepemimpinan waita yang yang ditetapkan oleh kaum lelaki lebih tinggi daripada stsndar yang diberikan oleh kaum wanita, sehingga tugas kaum wanita sebagai pemimpin lebih berat daripada tugas laki-laki. Hal ini menunnjukan relavansi saran terdahulu, bahwa sebaiknya wanita menerapkan jenis kepemimpinan partisipatoris.
"Engkau adalah separuh bangsa. Lalu, engkau melahirkan bagi kami separuh bangsa yang lain. Jadi, engkau adalah bangsa secara keseluruhan." (Syaikh Muhammad Ismail Al-Muqaddim)
bersambung besok....
soalnya jarinya udah mulai lelah... ntar takutnya salah ketik lagi... he..he..
lagian dah masuk waktu shalat ashar nih....
ane shalat dulu yah....................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar